Sulitnya Mencari Sampah di Monas pada Jumat 212

Ini Tentang Sulitnya Mencari Sampah di Monas pada Jumat 212

Hujan mulai mengguyur serta menyejukkan kawasan Monas dan sekitarnya. Peserta aksi tak satupun beranjak, malahan makin merapikan shaf. Tetiba semua duduk dalam shaf yang rapi saat adzan berkumandang.

Iqamah berkumandang membangunkan ummat yang basah kuyup. Lantunan bacaan shalat dan qunut nazilah yang panjang mengguyur hati dan iman kami seperti guyuran hujan yang tak terasa mengganggu. Hati ini serasa sejuk, damai dan tercuci bersih. Rasanya sampah-sampah dalam jiwa juga enyah, terbakar dan lenyap hingga dunia ini begitu indah dan seolah wangi surga menyusup ke kalbu.

Usai shalat jumat, saya dan teman-teman relawan menunggu gelombang peserta aksi 212 keluar. Gelombang jutaan manusia keluar dari pintu monas bak air bah putih tapi tertib dan damai. Iringan dzikir dan shalawat mengiringi langkah pembela Islam pulang menuju tempat masing-masing.

Kami menunggu peserta di dalam kawasan monas lengang sehingga sampah bisa dibersihkan. Sebelum Kawasan Monas sesak, sejak habis subuh kami sudah melakukan aksi bersih di seputaran Pintu Monas Patung Kuda. Sembari menunggu peserta lengang kami membagikan air minum dan makanan kepada kafilah 212 ini. Kami agak menyesal karena banyak Kafilah yang tidak kebagian makanan dan minuman karena stok terbatas.

Yup, kawasan Monas sudah mulai lengang. Waktu baru menunjukkan pukul 14.00 WIB. Saya dan puluhan relawan dari Relindo mulai masuk sambil membawa trashbag. Kami celingak-celinguk seperti orang bengong. Apa yang terjadi?

Mannnnaaaa sampahnyaaaa?

Tak ada sampah yang bisa kami pungut. Monas sudah bersih dan rapi. Seperti tak ada bekas ada jutaan orang yang sejam lalu beraktivitas disini. Seolah-olah sampah itu tertelan bumi. Hanya ada remah-remah plastik kecil pembungkus sedotan air gelas yang itupun rebutan diambil oleh relawan kebersihan lain. Amazing.

Ternyata sampah-sampah itu sudah terbungkus rapi dalam kantong sampah. Peserta aksi ikut membantu agar sampah diletakkan pada tempatnya.  Selain itu relawan yang ada di dalam kawasan Monas dengan sigap dan cepat membersihkan sampah usai shalat jumat.

Akhirnya remah-remah itupun kami kutip meskipun sudah bercampur dengan lumpur. Daripada trashbag gede tak ada isinya, hehehe.

OK, daripada bengong kita nikmati saja suasana Monas sore itu yang mirip Paris dengan Monas sebagai Eifelnya. Monas yang sejuk, bersih, rapi, indah dan damai. Sedamai hati kami usai diguyur nikmat berdoa, berdzikir dan mengikat persaudaraan sesama saudara.

Oh, indahnya Islam dalam sketsa 212. Islam yang meninggalkan jejak kebersihan. Islam yang memelihara keindahan. Islam yang tak mengusik makhluk bernama pohon, tanaman bunga dan rumput.

Salam Kemanusiaan!

Jakarta 4/12/2016
Achmad Siddik Thoha
Relawan 212 dari Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan.

#Aksi212
#KamiAlumni212
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar