Sebuah Catatan (Nopri Hanapi) : Ide Gila Jalan Kaki 212 “Part 3”




Sepuluh menit berlalu iring-iringan mobil bak terbuka berjalan menyusuri jalanan berkelok-kelok. Masyarakat yang dilewati menatap penuh tanya, ada apa dan mau kemana. Satu tabir yang belum ada tafsirnya. Saya terus mengontak Kyai sepuh untuk konfirmasi kesiapannya. 
“Assalamualaikum kang Haji, dimana Posisi?” Tanya saya pada KH. M. Syarip Hidayat pimpinan pesantren Al-hasan. Di ujung telpon beliau menjawab “Saya di Jakarta bawa jamaah umroh”, waduhhh gimana initeh kan udah di setting untuk memberangkatkan, beliau menjawab, sok waelah ku ente (silahkan saja sama kamu). Tak patah arang saya coba kontak KH. Maksum pimpinan pesantren Cikole, Assalamualaikum kang, diantos di masjid agung. Beliau bertanya, ada apa?, “santri yang mau ke Jakarta jadinya jalan kaki”, jawab saya. Beliau menjawab “InsyaAllah nanti beres mengajar akang merapat ke masjid agung”. Ada rasa gembira karena Kyai sepuh memberikan support hingga bertambah semangat.

Kira-kira 10 menit sebelum sampai di masjid Agung, saya berpikir belum ninta izin di ketua DKM. Dicari nomor yang bisa di hubungi dan akhirnya bisa nyambung. Saya bicara panjang lebar dan beliau mengamini maksud kami plus menyediakan sound system. Sampailah rombongan santri kami di Masjid Agung. Ternyata disana sudah tumpah ruah, riuh ramai dengan santri dari pesantren yang lain. Ada KH. Pipin dari Sabiilunnajat, ada KH. Haidarifan dari Banyulana, ada dari Miftahul Huda juga santri pesantren sekitar Ciamis. Para pimpinan pesantren yang ada berkumpul di teras masjid sambil senyum. Seorang kyai bertanya pada saya, “Bener iyeuteh?” (Betulkah ini?) saya jawab “Serius kang”.

Di tengah rapat kecil itu, tiba-tiba Hp nokia jadul saya berdering dengan nomor pemanggil tidak diketahui. Saya coba angkat dan berbica singkat dengan si penelpon. Ternyata dari Kapolres yang ingin bertemu dengan saya. Dan saya meminta untuk ditunggu selama sejam dan kembali melanjutkan rapat dan diputuskan untuk memulai agenda pengarahan peserta aksi jalan kaki Ciamis-Jakarta. 

Melalui mobil korlap kami mengumumkan kepada seluruh santri untuk segera masuk ke masjid. Serempak semuanya masuk kemasjid, para pimpinan pesantren yang hadir duduk paling depan, santri putra dan putri dipisah. Lantunan ayat suci Al-quran sebagai pembuka agenda hari itu dilanjutkan dengan pengarahan teknis, pos peristrahatan, dan para Kyai bergantian memberikan arahan. Giliran saya ambil mikrofon dan dengan pekikan takbir disambut gemuruh oleh para santri yang mengucapkan “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar” berkali-kali.

“Ista’iduu” dan dijawab “Labbaik”. Apakah kalian siap Bela Allah? Siapp, Apakah kalian siap Bela Rosul? Siapp, Apakah kalian siap Bela Al-Quran? Siapp. “Takbir.. Allahu Akbar”, begitulah kata komando itu di ulang-ulang. Adrenalin para santri semakin memuncak tatkala KH. Maksum datang dan bergabung untuk memberikan arahan yang terakhir. Awak media mulai berdatangan, kilatan lampu kamera menghiasi suasana masjid Agung. Handphone saya terus berdering beberapa kali dan ternyata dari pihak kepolisian yang terus menerus menghubungi saya. Acara dilanjut dengan doa dan santri bersiap keluar masjid menuju jalan utama ke Jakarta. Barisan di atur 3 orang setiap baris dengan mobil komando di depan. Tepat dibelakangnya ribuan santri yang memakai dudukuy cetok bercat merah putih berbaris panjang. Korlap mulai bersuara lewat komando-komando takbir. Kyai Maksum, Kyai Kamaludin, Kyai Deden berada di jajaran paling depan, sedang Kyai Agus Malik dibelakang untuk sapu bersih peserta yang tercecer. Haruuuuu, Seruuuuu dan Semangat siap berangkat Bela Islam Allahu Akbar.

Panjang mengular, semua orang kaget. Ada acara apa dan mau kemana, serentak dijawab Mau jalan kaki ke Jakarta dan mereka hanya geleng kepala sambil berceloteh dadaekanan. Tiba-tiba seseorang berambut cepak berbadan tegap dengan otot berisi mendekat kearah saya yang sedang asyik berjalan. “Pak Kyai, Pak Kapolres menunggu di kantor”, Katanya. Ahhh iya saya kesana , jawabku. Akhirnya saya naik mobil menuju kantor polres Ciamis.

5 menit kemudian, saya sudah sampai di Mapolres dan disambut oleh petugas. Saya masuk di ruangan Kapolres. Apa ynag kami bahas? Tunggu di seri-4

BERSAMBUNG…………………

Share on Google Plus

About indrazurra

0 komentar:

Posting Komentar