Tarbiyah.net – Aksi Super Damai 212 tak hanya menakjupkan. Aksi
yang diikuti jutaan umat Islam itu juga menjadi sarana hidayah bagi seorang
wanita peneliti.
Ia yang awalnya hadir hanya untuk mengamati, tersentuh
hati dan larut dalam doa dan akhirnya
menangis tak henti-henti. Ia pun kembali menunaikan shalat setelah 10 tahun
meninggalkannya.
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menuangkan
kisah itu dalam sebuah puisi. Ini dia puisinya yang berjudul “Satu Jum’at di Monas 2 Desember 2016”
dan dimuat di Republika, Sabtu (3/12/2016).
Gambar : Detik-detik shalat jum'at aksi 212
Satu
Jum’at di Monas
2
Desember 2016
Hari itu ada yang beda
Awalnya adalah doa
Ya Allah, kurasakan sentuhanMu
Kulihat jejakMu
Kualami tak pernah
Sebanyak itu manusia
Siapa kuasa kumpulkan mereka
Datang dari aneka wilayah
Menyatu dalam ghirah
Menyemut doa
Di Monas Jakarta
Jumlah mereka berjuta
Ya Allah
Tumbuhkan benih di hati mereka
Ibu itu terus titikan air mata
Sedari tadi ekspresikan kata
Mensyukuri kehadiranNya
Mensyukuri semua
Berjuang untuk agama
Mona duduk disebelahnya
Terdiam merasakan cinta
Ia catat dengan seksama
Monas punya peristiwa
Berbeda dengan umumnya mereka
Mona datang bukan sebagai pembela
Sudah lama ia tinggalkan agama
Mona hadir sebagai pengamat belaka
Untuk menggali data dan fakta
Ia menyamar seolah pembela
Ketika orang berdoa
Ia berpura berdoa
Ketika orang bertakbir
Ia berpura bertakbir
Ketika orang berzikir
Ia berpura berzikir
Ketika orang shalat
Ia berpura shalat
Namun kini tersentuh si Mona
Doa dan tangis ibu di sebelahnya
Seolah wahyu dikirim padanya
Dengan sengaja mengetuk ia punya jiwa
Mona mencoba menerpa
Ia anggap ilusi belaka
Namun doa ibu di sebelah
Terngiang semakin menggoda
“Ya Allah
Tumbuhkan benih di hati mereka”
Perang dalam batin Mona
Terus bergelora
Remuk redam jiwa
Ia kehilangan daya
Getar menyelinap penuh tenaga
“Ya Allah
Tumbuhkanlah benih di hati mereka”
Mona mencoba
Hatinya mengeja
Disebutnya kembali nama itu
Yang telah lama hilang dari kalbu
Allah, Allah
Ampun Ya Allah
Hatinya membaca
Tak tahu mengapa
Ada haru alang kepalang
Mona mengangis
Sejadinya ia tahan
Allah, Allah
Ampun Ya Allah
Mona melihat angkasa
Langit ikut membujuknya
Awan merayunya
Melalui hujan gerimis
Mengguyur Monas dengan manis
Untuk pertama kalinya
Setelah sepuluh tahun alpa
Mona shalat kembali
Tumbuhkan benih di hati
Shalat itu sudah ia niatkan
Awalnya untuk domplengan
Akhirnya ia tergoda
Dengan Shalat, iapun hijrah
Namun ada yang beda
Itu Jum’at 2 Desember 2016
Ada yang tak biasa
Itu Jum’at 2 Desember 2016
Ada yang istimewa
Itu Jum’at 2 Desember 2016
Ia berdoa dalam kerumunan
Terbesar sepanjang sejarah
Ia shalat dalam kerumunan
Terbanyak sepanjang sejarah
Mona terus menerus
Titikkan air matanya di Monas
Alam ikut menangis
Titikkan hujan di Monas
0 komentar:
Posting Komentar