AKSI DAMAI 212 - Tentang Perempuan-Perempuan Yang Haus Berkhidmat

Berikut tulisan dari "Achmad Siddik Thoha"

30 November 2016

"Ada yang mau bantu tangani dan logistik, apakah masih bisa gabung?"
"Ke Relindo juga bisa, Bu".

Sebuah tanya jawab singkat yang saya anggap hanya pengisi daftar percakapan di sebuah grup WhatsApp (WA) pada 30 November 2016 malam. Seorang ibu bertanya tentang peluang untuk ikut Aksi Super Damai 212, Monas 2 Desember 2016. Saya memberi sebuah jawaban singkat, tentang sebuah organisasi relawan yang bisa menjawab pertanyaan seorang Ibu dari Bogor tersebut. Saya meyakinkan bahwa Relindo (Relawan Indonesia untuk Kemanuasiaan) sudah mempersiapkan manajemen aksi 212 dalam bentuk aksi bersih, bantuan logistik dan posko medis. Saya kirimkan sebuah broadcast pesan tentang kesempatan menjadi relawan 212 ke Ibu tersebut. Saya sampaikan bahwa saya juga akan bergabung di Relindo pada aksi 212.

1 Desember 2016

Waktu berlalu, tiba-tiba ada postingan di salah satu grup ada daftar nama yang akan ikut aksi dari 212 sebanyak 6 orang. Saya kenal beberapa orang ini. Beberapa diantaranya adalah Ustadzah yang biasa mengisi kegiatan keislaman di kota Bogor. Beliau-beliau juga sudah tidak muda, setidaknya umurnya 5 tahun lebih tua dari saya.

"Serius ini?" Batin saya.

Saya merenung sejenak. Ibu-ibu yang sudah hampir menginjak usia paruh baya ini mencari peluang mengisi jejak aksi 212 tidak hanya sebagai manusia yang menambah jumlah peserta. Ibu-ibu ini menawarkan diri dan hartanya untuk bergabung menjadi relawan yang melayani para peserta aksi damai.

Pertanyaan tentang kadar keseriusan mereka pecah sudah. Rentetan postingan bukti transfer dana untuk aksi 212 mengalir deras ke saya. Saya tidak sempat menghitung berapa jumlah persisnya tapi jumlahnya lebih dari 10 Juta rupiah. Ibu-ibu ini tak hanya menyiapkan diri dan sumbangan logistik, tapi juga menggalang dana buat Relindo.

Semoga bisa bertemu Ibu-ibu hebat ini di Monas besok.

2 Desember 2016

Bulan Desember sudah berganti memasuki hari kedua. Saya sudah berada di Posko Relindo sejak kemarin malam (1/12) usai melalui perjalanan panjang dari Medan. Di Bandara saya bertemu relawan Relindo dari Bali yang akan ikut bergabung. Saya juga mendapat kabar bahwa Relawan dari Jawa Barat, Jakarta, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan sudah datang. Saya juga mengikuti perkembangan di grup relawan bahwa beberapa rombongan relawan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur sedang dalam perjalanan.

Pintu Monas bagian Patung Kuda sudah mulai dibuka sejak pukul 01.00 pagi. Saya melihat aliran manusia masuk ke Monas mulai bergerak.

Empat mobil dari Bogor parkir di depan posko, dekat pintu Monas patung kuda. Sebuah tenda berwarna orange ini mulai kedatangan logistik dan para relawan. Rombongan ibu-ibu yang saya tunggu-tunggu datang juga sebelum waktu subuh. Mereka jumlahnya bukan 6 orang tetapi 13 orang. Jumlah yang banyak ini juga diiringi dengan logistik yang juga banyak mempersempit tenda kami yang mulai sesak dengan barang.

Subuh pun datang, kami shalat berjamaah di Tenda. Usai shalat berjamaah tak menunggu apapun langsung kami siapkan logistik ditepi jalan masuk Monas. Hari masih gelap. Peserta aksi langsung berkerumun mengambil makanan dan minuman untuk sarapan pagi. Beberapa ibu-ibu juga ada yang menggotong trashbag sambil memungut smapah-sampah.

Saya terharu menyaksikan banyaknya peserta aksi mengambil hidangan yang disediakan posko Relindo. Kami juga menggiring peserta aksi untuk mampir ke Warung Kopi yang disediakan oleh PKPU disisi posko kami. Ibu-ibu relawan ini juga menghampiri relawan menjemput "Bola" membagikan sarapan kepada peserta aksi.

Tim medis dari MER-C akhirnya tiba dengan ambulancenya. Tim medis juga berisi ibu-ibu dokter dan perawat. Perangkat medis langsung dibentang. Maka lengkaplah posko kami dan siap melayani para jamaah aksi 212.

Umumnya relawan aksi 212 adalah anak-anak muda sehingga kehadiran ibu-ibu yang menjadi relawan ini menarik perhatian. Salah satu media televisi tertarik dengan aksi kami dan mewawancarai beberapa ibu-ibu relawan ini.

Hujan turun, waktu shalat jum'at akan tiba. Kami menyusun shaf untuk shalat. Sementara ibu-ibu relawan membuka mushaf al-Quran mengumandangkan ayat-ayat al-quran. Mereka membaca firman Allah dengan khusyuk.

Allah membuka langit mengantarkan doa panjang kami. Allah menambahkan dengan membasahkan bumi Jakarta dengan air sementara jamaah aksi 212 menambahnya dengan cucuran air mata. Jutaan manusia mencucurkan air mata diantara rinai hujan saat lantunan qunut nazilah mengguncang dada saya dan jutaan yang melaksanakan shalat jumat berjamaah. Barisan panjang yang rapi seolah membentuk sajadah panjang. Air hujan dan air mata haru tertumpah dan menjadi bukti betapa damainya aksi ini.

Shalat jum'at berakhir dan jamaah langsung bergerak pulang, mematuhi perintah ulama. Sementara ibu-ibu relawan ini, sudah siap dengan trashbag ditangan dan bergerak memunguti sampah. Ratusan relawan kebersihan lainnya bergerak cepat. Dalam waktu singkat, Monas terlihat bersih dan rapi. Jalan-jalan sangat bersih, taman-taman juga bersih dan tak ada tanaman yang rusak. Seolah tak ada bekas aktivitas jutaan manusia yang baru beberapa menit lalu melakukan aksi damai.

Sunhanallah......
Kembali mata saya mengeluarkan butiran-butiran hangat. Saya tak sanggup lagi melukiskan kedahsyatan aksi super damai ini. Kedahsyatannya bukan saja berupa gambaran putih manusia-manusia di Monas sampai di jalan-jalan utama Jakarta, tetapi juga bertautnya hati manusia untuk berkumpul, berdoa, berkhidmat dan memperjuangkan agamanya dengan barisan yang sangat rapi. Sebuah Barisan yang menggetarkan mereka yang benci Islam. Barisan yang akan mematahkan sinisme akan Islam di Indonesia yang identik dengan terorisme dan fundamentalisme.

Dan Ibu-ibu relawan itu adalah sketsa kekuatan ummat yang rela berjuang dengan harta, waktu, tenaga, pikiran dan raganya.

Terimakasih untuk Ibu-ibu hebat yang membuat kami mendapat pancaran inspirasi atas jiwa kerelawanan yang luarbiasa.

Salam Kemanusiaan!

Achmad Siddik Thoha
Relawan 212 dari Relawan Indonesia untuk KEmanusiaan

#RelawanIndonesia
#IndonesiaLebihBaik
#SigapCakapTanggap
#ShareHumanity
Share on Google Plus

About indrazurra

0 komentar:

Posting Komentar