Tak Bisa Lupa..

Tidak bisa terlupakan, saat mau berangkat ke Jakarta tiba2 Hp ku berbunyi, ada pesan WA masuk " Pak saya sedih tidak bisa ikut aksi 212 karena anak saya masih ada UAS, saya transfer uang ke rekening jenengan semoga bisa membantu perjuangan kawan2 yg aksi Bela Quran"
Tidak bisa terlupakan saat baru turun dari BUS di Kwitang sebelum aksi ada ibu-ibu yang mendatangiku dan memberikan satu kresek isinya minuman, roti, kurma dan madu. Mereka seperti saudara yang sdh sangat dekat dengan kami.
Tak bisa terlupakan saat melihat pemandangan warga Jakarta berjejer sepanjang jalan dari kwitang menuju ke Monas, meraka menawarkan makanan, snack dan minuman Gratis..tis.
Tak bisa terlupakan saat ada orang memaksaku menerima satu kotak roti plus susu, aku menolaknya karena aku sudah menenteng kresek penuh degan snack dan minuman. Orang itu tetap memaksa "ini untuk bekal di dalam nanti Pak" ucap ibu itu. Akupun tak kuasa menolaknya.
Tidak bisa terlupakan saat aku mau wudhu dg botol minumanku, tiba2 ada orang tak ku kenal mengambil alih air ditanganku, dan membantuku mengucurkan air itu. Kami pun saling bantu membantu. Sungguh ukhuwah ini sangat indah kawan!!.
Tidak bisa terlupakan saat hujan mulai mengguyur Monas, tidak satupun dari kami yg lari dari barisan, kami tetap khusu' mendengarkan khutbah laksana tentara badar yang tak surut mundur kebelakang.
Tidak bisa terlupakan saat imam membaca qunut nazilah, air mataku bercampur dg air hujan mengguyur muka kami. Dan itu semakin membuat basah hati kami.
Tidak bisa terlupakan saat jutaan orang menyanyikan lagu indonesia raya, darah nasionalisme kami mendidih, detak jantungku semakin kencang "Indonesia harus diselamatkan",gumamku.
Tidak bisa terlupakan saat kami selesai melaksanakan sholat jumat dan aksi pun selesai semua peserta membersihkan alas koran yg hancur karena hujan dan botol2 minuman disekeliling kami. Karena Kami ingin tempat ini kembali bersih seperti sebelum kami datang.
Tak bisa terlupakan setiap kami bertemu dengan TNI ucapan "hidup TNI" selalu keluar dari mulut-mulut kami. Karena bagi kami mereka seperti kawan seperjuangan kami.
Tak bisa terlupakan saat kami melihat ada peserta aksi melintas menginjak rumput taman ibu kota kami semua serentak berteriak "akhi tolong jangan injak rumput" ya kami kuatir, hanya karena injak rumput bisa menjadi senjata "musuh" untuk menyerang kami.
Tak bisa terlupakan saat long march dari Monas ke Kwitang, ada bapak2 tua ikut dalam krumunan masa, beliau berangkat jam 04.30 dari bekasi dg angkutan umum. Fisik bapak itu memang tua, tp semangatnya 45.
Tak bisa terlupakan saat kami bubar dari aksi, kami ingin sesuatu yg hangat mengisi perut kami. Tiba2 ada penjual tahu goreng di depan kami mengatakan"ayo ini gratis, silahkan pak", ucap bapak penjual itu. Sepertinya penjual itu tahu isi hati kami.
Tak bisa kami melupakan semua peristiwa itu, sungguh spektakuler.
Ukhuwah,pengorbanan,semangat dan persatuan ini. Semua ini adalah warna perjuangan kita. Dan akan terus kita jaga sampai keadilan menduduki tahtanya.



Sumber :
Akun Facebook pribadi milik Muammal Jasin
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10202193309351310&id=1746638984
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar